RSS

Arsip Kategori: Koleksi Beritaku

Berawal dari Sejarah Indonesia-Maroko

Indonesia, salah satu Negara demokrasi yang berada diwilayah asia tenggara, bagian timur dari benua asia. Sedangkan Maroko adalah Negara kerajaan yang berada di wilayah afrika utara atau bagian barat dari benua Afrika yang sering disebut dengan Maghribi (negeri matahari terbenam).

Jarak kedua Negara yang melebihi sekitar sepertiga lingkaran dunia tidak menghalangi hubungan kerjasama antara kedua Negara, bahkan hubungan tersebut telah dimulai sejak awal kemerdekaan kedua Negara tersebut. Maroko sering menyebut Indonesia sebagai “Akh Syaqiq“(Saudara kandung) dikarenakan kedekatan antara kedua Negara.

Lebih jauh hubungan Indonesia-Maroko telah terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi ketika musafir terkenal Ibnu Battutah melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India, dan akhirnya tiba di Indonesia di Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Begitu juga Maulana Malik Ibrahim, salah satu sesepuh Wali Songo, yang lebih dikenal dengan nama “Syeikh Maghribi” juga datang dari negara ini.

Pada zaman modern, hubungan diperkuat lagi. Tahun 1955, Maroko turut aktif berperan di Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat. Dan tanggal 2 Maret 1956, Maroko merupakan salah satu negara pertama di Afrika Utara yang meraih kemerdekaan dari kolonial Perancis. Empat tahun kemudian, 2 Mei 1960, Presiden Soekarno tiba di kota Rabat bertemu Raja Muhamad V. Soekarno merupakan presiden pertama yang datang ke negara itu. Ini awal hubungan diplomatik Indonesia dan Maroko. Presiden Soekarno juga dianggap sebagai pemimpin revolusi dunia yang membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika.

Dari kunjungan Presiden Soekarno dan hubungan persahabatan itulah yang membuat Raja Mohammed V memberi kenang-kenangan khusus bagi Soekarno yaitu penamaan jalan yang mengambil namanya yaitu Rue (jalan) Soekarno di jantung kota Rabat, ibukota kerajaan Maroko.Tidak hanya jalan Soekarno saja yang ada di kota Rabat ada lagi nama jalan yaitu Rue (jalan) Bandoeng dan jalan Jakarta.

Penamaan jalan tersebut juga membuat Presiden Soekarno mengambil nama Casabalanca yaitu kota perdagangan terpenting dan kota pelabuhan di Maroko sebagai nama jalan terpenting dan tersibuk yang ada di ibukota Negara kita yaitu Jakarta. Selain itu kota Casablanca juga adalah sister city-nya kota Jakarta. Kunjungan tersebut juga merupakan awal mulanya pendirian kedutaan besar Republik Indonesia di Rabat yang pada awalnya bertempat di Agdal. Selain itu Warga Negara Indonesia juga dibebaskan visa untuk masuk ke Negara Maroko yang bisa kita rasakan hingga sekarang terutama bagi Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Maroko.

Peristiwa 50 tahun yang lalu itu menjadi batu pijakan pertama yang menjadi landasan penting bagi para pemimpin ke dua negara untuk lebih memperkuat hubungan dan kerja sama Indonesia Maroko, baik di bidang politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, pariwisata dan kebudayaan.

Dalam hal pendidikan, setiap tahun Pemerintah Maroko menawarkan melalui AMCI (agen kerjasama internasional Maroko) 15 beasiswa kepada Indonesia melalui Departemen Agama. Dan mulai tahun 2010, Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko telah menyetujui permintaan PBNU untuk memberikan beasiswa khusus untuk putra-putri PBNU sebanyak 10-15 orang setiap tahun guna belajar di institusi pendidikan yang berada dibawah Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko, khususnya Universitas Qarawiyyin dan Pendidikan Tradisional (at Ta’liim al Atiiq) di masjid Qarawiyyin.

Namun sayangnya jatah yang sudah diberikan tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia, dengan tidak maksimalnya kedatangan mahasiswa Indonesia ke maroko sesuai kuota tersebut. Dan juga kurang selektifnya dalam memilih utusan-utusan penuntut ilmu, sehingga tidak sedikit yang kurang maksimal dalam belajar di negeri seribu benteng ini.

Penganut Tariqah yang berkaitan dengan tasawuf pun berkembang pesat di kedua negara. Masing-masing mempunyai tariqah yang sama seperti Tariqah Tijaniyah dan tariqah Budsyisyiah. pengikut thariqah ini di Indonesia sangatlah banyak, Setiap tahun mereka diundang ke Maroko untuk mengikuti Haul dan Muhadarah(pertemuan).

Selain dalam bidang pendidikan, dalam bidang kebudayaan pun kedua Negara telah berpartisi aktif, semakin terlihat jelas ketika Indonesia turut berpartisipasi Dalam Rangka Festival Teatre International untuk Pemuda ke XI di Taza, Maroko, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat, menampilkan Sendratari Ramayana dengan berbagai macam improvisasi alias sedikit menyimpang dari aslinya. Pertama dalam sejarah, kisah Ramayana dipagelarkan dalam bahasa Arab yang di pentaskan oleh Masyarakat Indonesia di Maroko, Sebagian besar pemainnya adalah mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam wadah PPI Maroko. 

Kemudian pada Festival Music Internattional di Fes, Maroko, Dengan dukungan dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. Indonesia menampilkan Musik Marawis yang dibawakan oleh Syubbanul Akhyar dari Cirebon, Indonesia. Gaya musik Marawis, warisan budaya sufi Yaman. Sebuah musik di persimpangan musik Arab dan musik Indonesia, segar dan sederhana dalam berekspresi yang terserap dalam music tersebut.

Semoga hubungan bilateral yang telah terjalin oleh kedua negara dapat ditingkatkan dibidang-bidang yang berpotensi seperti pariwisata, investasi, pendidikan dan budaya dengan basis sejarah dalam upaya meningkatkan hubungan antarwarga atau “people to people contacts” yang menghasilkan pengertian yang makin besar diantara kedua Negara, seperti yang telah diharapkan oleh Dubes Tosari Widjaja dalam sambutannya di resepsi peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia- Maroko.(Ba)

 
5 Komentar

Ditulis oleh pada 12/09/2011 inci Koleksi Beritaku, PPI Maroko

 

Tag: , , , , , , , ,

PPI Maroko Minta Pemerintah Perhatikan Mahasiswa Timteng

London (ANTARA) – Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko meminta Pemerintah RI memperhatikan kondisi mahasiswa di Timteng untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam berkiprah di Tanah Air, mengentaskan kemiskinan, dan membuka peluang kerja bagi masyarakat.

“Hal itu merupakan salah satu rumusan yang ditetapkan dalam Musyawarah Besar (Mubes) XIV PPI Maroko di Rabat, ibu kota Kerajaan Maroko,” ujar Koordinator Departemen Media dan Informasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko 2011-2012, Burhan Ali, dalam keterangan pers kepada ANTARA di London, Senin.

Melalui Musyawarah Besar ke XIV yang melibatkan segenap anggotanya menghasilkan beberapa keputusan dan rekomendasi yang mendukung pemerintah untuk menciptakan suasana demokrasi dan situasi politik yang kondusif.

Peserta Mubes XIV PPI Maroko berhasil menyusun dan menyepakati rekomendasi yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait seperti Kemenag dan Kemendiknas dalam bidang pendidikan, Kemenbudpar dan Pemerintah demi kemajuan bangsa dan negara.

Burhan Ali mengatakan PPI Maroko mendukung langkah pemerintah dalam upaya memberantas teror, intimidasi, dan kekerasan atas nama agama yang masih marak di Tanah Air.

PPI Maroko mendukung langkah pemerintah melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam memberantas korupsi yang makin menggeliat di tubuh birokrat negara dan mendorong pemerintah RI untuk proaktif dalam penyelesaian konflik regional dan internasional.

Berkaitan dengan mekanisme pendaftaran dan pengiriman mahasiswa baru ke Maroko, PPI Maroko mengimbau, khusunya Kementerian Agama, memperjelas mekanisme penyeleksian dan lebih serius penanganannya karena masih diragukan hasil seleksi mahasiswa yang dikirimkan untuk belajar di Maroko.

PPI Maroko juga mengharapkan Kemenag dan Kemendiknas untuk memperbesar peluang pertukaran pelajar Indonesia-Maroko demi meningkatkan hubungan kedua negara terutaa dalam bidang pendidikan.

Selain itu, PPI Maroko juga mengimbau pemerintah khusunya Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan peran diplomasi di segala aspek untuk menunjang kemajuan bangsa dan tetap menjaga nama harum bangsa Indonesia.

PPI Maroko juga mengimbau dan meminta pemerintah RI untuk serius membina dan mencari atlet dalam berbagai cabang olahraga, sehingga dapat berprestasi di tingkat nasional dan internasional serta masa depan para atlet berprestasi itu juga diperhatikan.

Selain itu, Pemerintah RI juga diharapkan lebih proaktif dalam mempromosikan pariwisata, seni dan budaya Indonesia dan menjaga hak cipta warisan seni dan budaya nusantara diberbagai belahan dunia melalui perwakilan pemerintah di luar negeri.

PPI Maroko mendukung untuk berperan aktif dalam merealisasikan perdamaian Palestina-Israel dan mengakhiri bencana kemanusiaan serta mengimbau pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.

Rekomendasi juga ditujukan kepada instansi pemerintah Indonesia, organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi politik dan pihak-pihak lainnya yang dianggap memiliki keterkaitan dengan isi rekomendasi ini.

Bertambahnya usia PPI Maroko menambah wawasan dan kedewasaan dalam berorganisasi. Sejak diresmikan Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko Dr. Boer Mauna pada tahun 1992, PPI Maroko mengalami pasang surut dalam menjalani roda keorganisasian demi kemajuan anggotanya dan untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara tercinta Indonesia.

“Penyusunan dan pengajuan rekomendasi ini dilakukan atas dasar kepedulian, kekhawatiran, semangat dan amanat organisasi oleh segenap mahasiswa yang berada di Maroko sebagai generasi penerus bangsa yang besar; bangsa Indonesia,” demikian Burhan Ali.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 12/09/2011 inci Koleksi Beritaku, PPI Maroko

 

Tag: , , , , , ,

PELAJAR MAROKO GELAR SEMINAR PERAN GURU

London, 8/5 (ANTARA) – Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko bekerja sama dengan KBRI Rabat mengelar seminar bertemakan “Peran Guru Dalam Membangun Tunas Bangsa” di Maroko.

Seminar yang digelar dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional 2011 itu, menampilkan pembicara Khoirur Rijal MA, dosen STAIN Lampung, dan Fakhrurrozi Muhammad Yunus MA, dosen IAIN Ar Ranieri Aceh.

Sekretaris III/Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Rabat, Rahmat Azhari dalam keterangan yang diterima Antara London, Minggu menyebutkan bahwa kedua pembicara juga terdaftar sebagai mahasiswa program doktoral di Universitas Moulay Ismail Meknes.

Seminar dengan moderator Hanif Fatkhurrahman, mahasiswa S1 di Univ Ibnu Tofail Kenitra-Maroko, mengundang antusias peserta yang terdiri dari staf KBRI Rabat, masyarakat Indonesia dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Maroko.

Ketua Panitia Seminar, Burhan Ali dalam sambutan pembukaannya menyampaikan, Hardiknas sebagai momentum untuk mengingatkan betapa pentingnya pendidikan demi masa depan yang lebih cerah.

Tingkat kemajuan suatu bangsa dan negara bisa diukur melalui tingkat kesadaran pendidikan negara bersangkutan, ujarnya.

Sesuai dengan tema yang diusung pemerintah pada Hardiknas tahun ini yaitu “Pendidikan Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa: Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti”, ia mengajak civitas akademika untuk menyikapi ilmu pengetahuan sebagai perangkat ke arah yang positif, bukan untuk memunculkan prilaku destruktif, anarkis dan radikalis seperti terjadi belakangan ini.

Pembicara pertama banyak menyinggung tentang kedudukan dan peran guru sebagai pendidik dan pembimbing baik dalam instansi pendidikan yang bersifat formal maupun peran mereka dalam masyarakat sehari-hari.

Sedangkan pembicara kedua lebih banyak menitikberatkan presentasinya terhadap status seorang guru sebagai profesi dan panggilan jiwa.

Seminar ini mendapat sambutan baik dengan antusiasme para peserta saat sesi tanya jawab, dan juga para pembicara yang hadir dapat menyampaikan materinya dengan bahasa yang lugas dan mudah difahami oleh seluruh peserta.(ZG)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 10/06/2011 inci Burhan Ali, Koleksi Beritaku, PPI Maroko

 

Tag: , , , ,

13 Mahasiswa Indonesia Tiba di Maroko

London (ANTARA News) – Sebanyak 13 mahasiswa Indonesia yang dinyatakan lulus oleh Kementerian Agama untuk melanjutkan studi S1 di jurusan studi Islam di Maroko, tiba di Bandara Casablanca, Maroko, Selasa.

Pengurus Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko, dan perwakilan Agen Kerjasama Internasional Maroko (AMCI) telah menjemput mahasiswa Indonesia di Bandara Mohammed V Casablanca, ujar Wakil Ketua PPI Maroko Burhan Ali dalam keterangannya kepada Antara London, Selasa.

Ia mengatakan para mahasiswa Indonesia untuk sementara ditempatkan di Asrama Internasional Hay Ryad Rabat untuk pengurusan administrasi kuliah dan beasiswa.

Menurut Burhan Ali, sebelum mengikuti kuliah para mahasiswa mengikuti orientasi mahasiswa baru yang diadakan sekretariat PPI Maroko.

Dalam oriantasi tersebut materi yang disampaikan antara lain “Capacity Building dan Problem Solving” oleh Fahmi Islam Jiwanto, MA.

Diharapkan dengan adanya materi ini, para mahasiswa baru mampu menghadapi setiap permasalahan baru yang dihadapi terutama dalam hal belajar di Maroko.

Selain itu juga disampaikan materi tentang Strategi pendidikan di Maroko” oleh Nurchalidin Thahar, MA, diharapkan mahasiswa mampu membuat strategi yang tepat untuk menghadapi pendidikan yang ada di Maroko, karena ada beberapa perbedaan yang mencolok dibanding sistem pendidikan yang ada di Indonesia.

Sementara itu Ketua PPI Maroko Ali Syahbana menharapkan mahasiswa baru lebih mengenal tentang seluk beluk PPI Maroko, menumbuhkan sikap memiliki terhadap PPI dan untuk meningkatkan rasa persaudaraan sesama anggota maupun dengan pengurus.

Dalam diskusi panel yang mengunakan bahasa Arab disampaikan Fatmah Taufik Hidayat, MA dengan harapan mahasiswa baru terbiasa menggunakan bahasa Arab, dan aktif dalam kegiatan belajar di kampus.

Para mahasiswa baru diwajibkan melaporkan diri ke KBRI Rabat sekaligus bersilaturahim dengan Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko Tosari Widjaja.

Setelah urusan administrasi di Rabat , para mahasiswa akan di kirim ke masing-masing universitas di kota yang berbeda-beda dengan ditemani perwakilan pengurus PPI Maroko untuk daftar ulang dan memulai kegiatan belajar mengajar.

Diantara kota-kota yang dituju adalah Kota Kenitra, Meknes, Fes, Tetouan, Casablanca, dan Marakech.

Selain mahasiswa baru yang di kirim lewat Kementrian Agama, PBNU mengirim sebanyak 12 mahasiswa untuk belajar di Maroko yang merupakan kerja sama PBNU Pusat dengan Kementrian Wakaf Maroko.

Mereka tersebar di Kota Tanger sebanyak Sembilan orang untuk Program S1, dan Kota Rabat sebanyak lima orang untuk Program S2, demikian Burhan Ali. (ZG/K004)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 10/06/2011 inci Burhan Ali, Koleksi Beritaku, PPI Maroko

 

Tag: , , ,

PPI MAROKO DUKUNG PEMERINTAH CIPTAKAN SUASANA DEMOKRATIS

London, 30/9 (ANTARA) – Perhimpunan Pelajar Indonesia Maroko, melalui Musyawarah Besar yang melibatkan segenap anggotanya yang ada di negara itu, dalam rekomendasinya mendukung pemerintah untuk menciptakan suasana demokrasi dan situasi politik yang kondusif.

“PPI Maroko mendukung langkah pemerintah dalam upaya memberantas teror, intimidasi dan kekerasan atas nama agama,” ujar Sekretaris Mubes XIII yang juga Wakil Ketua PPI Maroko 2009-2010 Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko Burhan Ali dalam keterangan persnya yang diterima Antara, Kamis.

Dikatakannya, dalam Mubes XIII PPI Maroko berhasil menyusun dan menyepakati rekomendasi yang akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait demi kemajuan bangsa dan negara.

PPI Maroko juga mendukung langkah pemerintah melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam memberantas korupsi dan mendorong pemerintah RI untuk proaktif dalam penyelesaian konflik regional dan internasional.

Dalam rekomendasinya, PPI Maroko meminta pemerintah memperjelas status mekanisme penerimaan, pendaftaran dan pengiriman mahasiswa baru yang melalui seleksi Kementerian Agama.

PPI Maroko juga mengimbau dan meminta Pemerintah RI agar memperhatikan kondisi mahasiswa di Timteng, antara lain untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam berkiprah di Tanah Air, serta mengimbau pemerintah RI agar segera mengentaskan jumlah kemiskinan dan membuka peluang kerja bagi masyarakat.

Selain itu, PPI Maroko juga mengimbau pemerintah untuk lebih serius dalam menangani bencana lumpur lapindo yang hingga saat ini belum teratasi serta Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan peran diplomasi di segala aspek.

PPI Maroko juga mengimbau dan meminta pemerintah RI untuk serius membina dan mencari atlit dalam berbagai cabang olahraga, sehingga dapat berprestasi ditingkat nasional dan internasional.

Selain mengimbau Pemerintah RI untuk lebih proaktif dalam mempromosikan pariwisata, seni dan budaya Indonesia dan menjaga hak cipta warisan seni dan budaya nusantara
PPI Maroko juga mendukung upaya-upaya negara-negara Islam dalam pembentukan negara Palestina dengan Al-Quds Timur sebagai Ibukotanya dan menghimbau pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib Tenaga Kerja Indonesia yang berada di luar negeri.

Dalam rekomendasinya, PPI Maroko juga mengimbau pemerintah untuk secara aktif mengatasi isu terorisme dan penistaan ajaran dan simbol-simbol agama dan mendukung upaya pemerintah untuk memerangi pornografi dan pornoaksi.

PPI Maroko juga mendukung upaya kerajaan Maroko dalam pengajuan proposal otonomi khusus untuk menyelesaikan konflik Sahara dan menghimbau pemerintah RI mempercepat penyelesaian sengketa batas wilayah antara RI dengan negara tetangga dan mengedepankan diplomasi yang tegas.

Menurut Burhan Ali, penyusunan dan pengajuan rekomendasi ini dilakukan atas dasar kepedulian, kekhawatiran, semangat dan amanat organisasi oleh segenap mahasiswa yang berada di Maroko sebagai generasi penerus bangsa yang besar; bangsa Indonesia.

Rekomendasi ditujukan kepada instansi pemerintah Indonesia, organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi politik dan pihak-pihak lainnya yang dianggap memiliki keterkaitan dengan isi rekomendasi ini, demikian Burhan Ali. ***1***
(U.H-ZG/C/A041)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 10/06/2011 inci Burhan Ali, Koleksi Beritaku, PPI Maroko

 

Tag: , , ,

Perhimpunan Pelajar Indonesia Maroko Gelar Mubes XIII

London – Musyawarah Besar XIII Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko 2009-2010 yang bertemakan “Menuju Organisasi yang Bermartabat, Bertanggung Jawab, dan Berdedikasi” digelar di negara itu.  Sudah menjadi rumusan bersama bahwa sepak terjang suatu organisasi dapat berkembang dan mencapai tujuannya melalui proses evaluasi dan pengembangan sumber daya insani, ujar Sekretaris Musyawarah Besar (Mubes) XIII yang juga Wakil Ketua PPI Maroko 2009-2010, Burhan Ali, kepada ANTARA London, Rabu.

Dikatakannya evaluasi ini menjadi titik tolak generasi baru dalam memunculkan wahana-wahana kreatif dan inovatif. Sementara regenerasi merupakan prasyarat bagi kesinambungan dalam berinovasi dan berkarya demi kemajuan dan eksistensi organisasi. Titik pijak yang kuat dan regenerasi yang bagus menjadi dua hal yang tak terpisahkan bagi eksistensi organisasi untuk dapat bekerja optimal bagi pemuaian segala potensi individu-individu yang berhimpun di dalamnya yang pada gilirannya nanti dapat mengambil peran yang signifikan dalam masyarakat.

Semangat inilah yang melatarbelakangi PPI Maroko mengadakan kembali musyawarah tahunan PPI Maroko. Dengan mubes kali ini, dia berharap akan tercapai kesepakatan bersama dalam membangun organisasi menuju organisasi yang bermartabat, bertanggung jawab, dan berdedikasi untuk kemajuan bangsa. Tujuan diadakannya Musyawarah Besar XIII PPI Maroko 2010, antara lain memilih Presiden PPI Maroko Masa Bakti 2010-2011 yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi sehingga membawa PPI ke arah yang lebih baik.

Mubes itu dibuka Duta Besar LB BP RI untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja dan dihadiri oleh diplomat home staf dan lokal staf KBRI Rabat serta masyarakat Indonesia di kota Rabat. Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko dalam sambutan pembukaan Mubes XIII PPI itu berpesan kepada seluruh mahasiswa agar untuk terus meningkatkan kreativitas dan kualitas wawasan.”Mahasiswa merupakan duta bangsa yang diharapkan oleh saudara-saudara kita yang di Tanah Air,” ujarnya.

Dijelaskan PPI Maroko selain merumuskan kebijakan-kebijakan yang bersifat intern juga merumuskan rekomendasi-rekomendasi yang akan disamapaikan kepada pihak-pihak terkait agar dapat dipertimbangkan oleh para pemegang kebijakan bangsa sebagai upaya mereka dalam memajukan Indonesia. Sebagai generasai penerus bangsa mahasiswa memangku mandat sosial sebagai garda depan perubahan suatu masyarakat. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, dituntut untuk senatiasa mengembangkan potensi akademis dan menumbuhkan kepekaan sosial melalui kegiatan dan gerakan terpadu serta berkesinambungan demi terlaksananya tanggung jawab memenuhi harapan masyarakat.

Dengan berkembangnya PPI Maroko berusaha untuk selalu meningkatakan perannya secara nyata dengan mengembangkan sumber daya anggotanya melalui berbagai kegiatan yang dianggap mampu memberikan hasil positif.Demi mencapai tujuan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah memilih pemimpin yang layak dan kapabel untuk periode mendatang.(Antara.sugi.Voinews)

 
 

Tag: , , , ,

Mahasiswa Indonesia Raih Gelar Doktor Termuda di Maroko

Rabat (ANTARA News) – Mahasiswa Indonesia Arwani Syaerozi MA, menjadi peraih gelar Doktor termuda lulusan dari Universitas Muhammad V Rabat di Maroko, setelah menjalani sidang disertasi doktoral di Auditorium Fak. Adab dan Humaniora Univ. Muhammad V Rabat, Kamis.

Arwani Syaerozi MA, salah satu anggota PPI Maroko, didaulat sebagai Doktor lulusan dari Universitas Muhammad V Rabat Maroko, ujar Wakil Ketua PPI Maroko 2010-2011, Burhan Ali kepada ANTARA London, Jumat.

Pada sidang disertasi Doktoral hadir Dubes RI untuk Kerajaan Maroko, Tosari Widjaja beserta ibu Mahjsusoh Ujiati, Staf KBRI Rabat, Pengurus Harian dan Anggota PPI Maroko serta Dosen utusan dari Ma`had Atiq Imam Nafi` – Tanger, Dosen dan Mahasiswa Maroko.

Dihadapan para penguji dan guru pembimbingnya, Arwani mampu mempertahankan disertasi doktoralnya yang berjudul “Konsep Maqashid Syari`ah dalam Pengembangan Hukum Fikih; Prespektif AlKiya Harrasi”

Menurut Arwani, Al Kiya Harrasi (Wafat 1110 M/ 504 H) sebagai ulama tafsir bermadzhab Syafi`i memiliki konsep-konsep maqashid syari`ah dalam buku tafsirnya yang berjudul Ahkamul Qur`an.

“Ia juga dianggap sebagai salah seorang ulama yang menjadi motor kajian maqashid syari`ah. Dan Harrasi sebagai ulama Syafi`iyah, pemikiran-pemikirannya sangat tepat untuk diaplikasikan di Indonesia yang mayoritas masyarakat muslimnya bermadzhab Syafi`i,” imbuh Kang Wawan, sapaan khas Arwani Syaerozy.

Pada sidang yang diuji oleh Dr. Abder Razak Eljay, Dr. Mohammed Qajwi, Dr. Ahmad Amharazy `alawi dan Dr. Abdel Karim `Akiwi, Arwani di anugerahi gelar Doktor dengan predikat SUMMA CUMLAUDE (Musyarraf Jiddan).

Selain prestasi tersebut yang ditorehkan Kang Wawan, ia juga tercatat sebagai Doktor Termuda dari Indonesia dengan umurnya yang masih menginjak 29 tahun dan dengan statusnya yang masih lajang.

Tercatat sebagai Mahasiswa di Universitas Muhammad V Rabat sejak tahun ajaran 2007-2008, dengan giat berhasil merampungkan risetnya yang terfokus pada kajian Maqasid Syariah tepat pada waktunya yaitu tiga tahun masa pendidikan.

Lahir dan besar di lingkungan Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon Jawa Barat, menyelesaikan pendidikan Dasar hingga Menengah Atas di Kampung halamannya.

Wawan kemudian melanjutkan belajar S1 di fakultas Syari`ah dan Hukum Universitas al Ahgaff Yaman (2000-2004), menyelesaikan program S2 kajian Maqasid Syari`ah di Universitas Ezzitouna Tunisia (2005-2007). (ZG/E001/K004)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 10/06/2011 inci Burhan Ali, Koleksi Beritaku, PPI Maroko

 

Tag: , , , , ,